DOKTRIN ALKITAB ( BIBLIOLOGI )
Dengan
pra-anggapan:
a. bahwa
manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yangmenyatakan diri kepada manusia,
b. dan
bahwa Allah telah berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal
oleh manusia, maka, kita percaya bahwa Alkitab mempunyai peranan yang
menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan menjadi sumber utama untuk
mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di dalamnya semua doktrin iman
kepercayaan Kristen.
Oleh karena itu mempelajari doktrin Alkitab merupakan suatu pengantar atau permulaan yang baik untuk mempelajari doktrin-doktrin yang lain.
A. B. PENYATAAN ALLAH
1. Pengertian/Definisi
a. Arti
etimologis:
Dalam bahasa Yunani
"Penyataan" adalah apokalupsis (dari apokalypto) yang artinya
"sesuatu yang disingkapkan (dibukakan) dari apa yang dahulu
samar-samar/tertutup/tidak terlihat jelas" (#/TB Luk 10:21; Efe 3:5).
Dalam bahasa Ibrani ada padanan arti dari pengertian di atas, yaitu gala, artinya "telanjang" (#/TB Kel 20:26, Yes 53:1; 2Sa 7:27).
b. Definisi:
Ada beberapa definisi yang
dicetuskan oleh para teolog Kristen, namun secara umum dapat disimpulkan:
Suatu tindakan Allah (baik itu
perbuatan maupun kata-kata) yang adalah inisiatif Allah sendiri untuk membuka
Diri agar manusia yang adalah ciptaan itu dapat mengenal Allah Penciptanya
(#/TB 1Kor 2:11; Ula 29:29).
c. Penyataan
atau Wahyu
Dalam bahasa Indonesia istilah
"Penyataan" sering diartikan sama dengan kata "Wahyu."
Kedua kata ini sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam agama-agama
lain kata "Wahyu" diartikan sebagai pengetahuan yang di dapat
seseorang pada dirinya sendiri dengan keyakinan penuh bahwa pengetahuan itu
datang dari Allah, baik dengan perantaraan atau tidak (mis.: mimpi,
penglihatan, bisikan hati, dll.). Jadi berbeda sekali dengan pengertian yang
diberikan dalam agama Kristen.
Oleh karena itu untuk menghindari
kesalahan, istilah yang akan kita pakai selanjutnya dalam buku ini adalah
"penyataan" dan bukan wahyu.
2. Pentingnya
Penyataan
Allah adalah Pencipta alam
semesta dan isinya. Melalui "Penyataan" Allah menunjukkan
inisiatifNya untuk berkomunikasi dengan ciptaanNya, dalam hal ini manusia
adalah satu-satunya ciptaan yang diberikan kemampuan untuk menerima dan
mengembalikan respons terhadap tindakan Allah (penyataan) itu.
Tanpa "Penyataan"
(penyingkapan diri Allah) ini maka manusia tidak mungkin akan tahu tentang diri
Allah dan segala sesuatu yang Allah lakukan bagi ciptaanNya dengan benar. Allah
adalah tidak terjangkau karena Ia tidak terbatas, sedangkan manusia adalah
ciptaan dan terbatas. Ref. #/TB Yoh 1:18; 1Tim 6:16; Ayu 11:7; 23:3-9.
Pengetahuan yang datang dari diri manusia sendiri tentang Allah hanyalah merupakan spekulasi dan rekayasa pikiran manusia saja. Oleh karena itu "Penyataan" Allah ini menjadi satu-satunya sumber untuk manusia mengetahui tentang Allah dengan benar. Apalagi dengan keadaan manusia setelah jatuh ke dalam dosa, daya tangkap (kemampuan) manusia semakin tumpul dan tidak memungkinkannya dapat mengerti haI-hal rohani (mati rohani). Oleh karena itu kebutuhan akan penyataan Allah ini menjadi semakin besar, bukan saja untuk mengerti "Penyataan" Allah dengan benar, tetapi juga untuk terlebih dahulu ditebus (dipulihkan) supaya bisa menerima hal-hal yang rohani.
Dari pengertian di atas, muncul beberapa pertanyaan:
a.
Selain
agama Kristen adakah agama-agama lain di dunia yang juga mengaku menerima
"Penyataan" dari Yang Ilahi (Allah)?
b.
Apakah
agama-agama lain itu menerima "Penyataan" dengan cara yang sama?
c.
Apakah
benar bahwa Allah berbicara dan menyatakan diriNya kepada setiap agama dengan
isi yang sama?
3. Penyataan
umum dan Penyataan Khusus
Para teolog Kristen biasanya
membedakan 2 macam cara Allah menyatakan DiriNya, yaitu dengan cara Umum dan
Khusus.
a. Penyataan
Umum
1)
Definisi
: Penyataan Allah mengenai diriNya sendiri yang diberikan kepada semua
orang melalui alam semesta, sejarah dan hati nurani manusia.
2)
Sumber : Allah
3)
Jangkauan : umum, semua orang. Ref. #/TB
Mat 5:45, Kis 14:17; Maz 19:2
4)
Sarana : menggunakan cara-cara universal, yaitu
melalui alam, sejarah dan hati nurani manusia. Ref. #/TB Maz 19:4-7; Rom
2:14-15.
5)
Tujuan : untuk menyatakan:
kemuliaan Allah,
kuasaNya dalam alam semesta,
keunggulanNya,
keahlianNya, penentuanNya dalam
mengendalikan
alam semesta; kebaikanNya,
kecerdasanNya dan
keberadaanNya yang hidup.
#/TB Maz 19:2;
Rom 1:20; Kis 14:17; 17:29; Mat 5:45
6)
Keterbatasan :
· membuat
manusia menyadari akan keberadaan Allah, tetapi tidak cukup membawa manusia
kepada pengenalan yang benar dan penuh tentang Allah.
· membawa
manusia untuk berseru dan memuji Allah, tetapi tidak cukup untuk membawa mereka
kepada keselamatan.
·
memberikan
pengetahuan tentang sifat-sifat Allah, tetapi tidak memberikan pengetahuan
bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan yang disediakan Allah.
7) Hasil :
· menyatakan
anugerah umum dan mempersiapkan manusia kepada anugerah- anugerah khusus.
·
melawan
isme-isme yang menolak keberadaan Allah.
·
membatasi
dosa manusia-hukum moral.
· menghukum secara adil untuk mereka yang berdalih.
a. Pernyataan
Khusus
1)
Definisi
: Penyataan yang diberikan
Allah melalui karya penebusan Yesus Kristus, yang juga dituliskan dalam
Alkitab.
2)
Sumber :
Allah.
3)
Jangkauan : orang-orang pilihanNya yang percaya.
4)
Sarana :
melalui Yesus Kristus dan firmanNya yang tertulis dalam Alkitab, yang
diberikan melalui saluran-saluran:
o
undi
(#/TB Ams 16:33; Kis 1:21-26).
o
urim
dan Tumim (#/TB Kel 28:30; Bil 27:21)
o
mimpi
(#/TB Kej 20:3, 31:24)
o
penglihatan
(#/TB Yes 1:1; 6:1; Yeh 1:3)
o
Teofani
(penempatan Allah dalam wujud manusia) #/TB Kej 16:7-14
o
malaikat
(#/TB Dan 9:20-21; Luk 2:10-11; Wah 1:1)
o
nabi-nabi
(#/TB 2Sa 23:2)
o
peristiwa-peristiwa
(#/TB Yeh 25:7; Yoh 1:14)
o
mujizat-mujizat
(#/TB Yes 9:5; Wah 21:5)
5) Tujuannya : Allah menyatakan kehendakNya, dan
perjanjian keselamatanNya dalam Yesus Kristus, dengan demikian mendamaikan kembali hubungan antara manusia
dan Allah.
6)
Hasilnya
:
· menjadi
jalan satu-satunya untuk manusia bisa mengerti tindakan, tujuan dan kehendak
Allah dengan benar.
·
menjadi
jalan satu-satunya untuk manusia bisa menerima kabar keselamatan Yesus Kristus.
·
memungkinkan
manusia mendapatkan kesempatan untuk kembali bersekutu dengan Allah selamanya.
4. Pandangan
kontemporer tentang "Penyataan"
a. Pandangan
Liberal
Kaum Liberal memberikan penekanan
yang sangat kuat pada Penyataan Umum, bahkan memberikan pernyataan bahwa hanya
dengan Pernyataan Umum saja manusia sudah dapat dituntun kepada keselamatan.
Ciri utama pandangan Liberal
adalah subyektivitas manusia, dan akal adalah penentu kebenaran. Sedangkan yang
menjadi dasar otoritas adalah hati nurani. Alkitab menurut mereka hanyalah
hasil akal manusia yang berisi pemikiran-pemikiran tentang Allah.
b. Pandangan
Neo-Ortodoks
Kaum Neo-Orthodoks percaya bahwa
Allahlah yang memprakarsai "Penyataan". Namun demikian mereka tidak
mempercayai otoritas Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab hanyalah saksi
Firman, jadi bisa salah. Alkitab adalah sarana untuk kita bisa bertemu dengan
Kristus.
Kebenaran mutlak Alkitab baru
akan terjadi pada saat Allah menyatakan Diri melalui FirmanNya secara
supranatural. Pengalaman supranaturallah yang menjadi tolok ukur.
A.C. INSPIRASI (PENGILHAMAN)
1. Pengertian/Definisi
a. Arti
epistemologi
Istilah
"inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare. Tetapi kata
ini sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata Yunaninya, yang dipakai
dalam #/TB 2Tim 3:16 dan #/TB Ayu 32:8, yaitu theopneustos lebih tepat
digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo + theos) yang berarti
"dihembuskan (oleh) Allah." Dalam kata ini jelas terlihat adanya
penekanan pada faktor Allah dalam pekerjaan penulisan tsb.
b. Definisi
Pekerjaan Allah melalui RohNya
yang menggerakkan, menguasai dan memimpin orang-orang yang telah dipilihNya
untuk menuliskan perkataan- perkataan yang dikehendakiNya dalam Alkitab (PL dan
PB), tanpa salah dalam bahasa aslinya.
c. Hubungan
antara "Penyataan" dan "Inspirasi"
Dalam "Penyataan" Allah
mengkomunikasikan kebenaran-kebenaranNya kepada manusia yang
dipilihNya-(vertikal).
Dalam "Inspirasi" Allah
menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk menuliskan "Penyataan"
Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia yang lain-(horisontal).
2. Pentingnya
Doktrin Inspirasi
Doktrin Inspirasi membicarakan
tentang bagaimana "Penyataan" Allah dituliskan menjadi Alkitab.
Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi sangat penting
artinya karena berhubungan langsung dengan masalah keotentikan dan
ketidakbersalahan isinya.
Dengan mempercayai bahwa Allah
sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu untuk menuliskan
"Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan terjamin bahwa
isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi orang Kristen
untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan mutlak memberikan
pedoman iman dan kehidupan.
Dengan mempercayai bahwa Allahlah
yang menginspirasikan seluruh isi Alkitab maka akan terjamin pula keabsahan dan
juga kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti seluruh tulisan itu berasal
dari satu sumber, yaitu Allah.
Namun demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang menolak doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan dan berarti menolak pula otoritasnya yang mutlak.
3. Bukti-bukti
Inspirasi
a.
Adanya
Penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia. misalnya tentang
dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
b.
Adanya
Penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah
terjadi, yang tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
c.
Adanya
Penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan
manusia, misalnya tentang kejadian penciptaan dll.
d.
Adanya
Penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia, dari
jaman ke jaman.
e.
Adanya
Penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga
diakui oleh agama-agama yang lain.
f.
Adanya
kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh
penulis-penulis yang mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang
sangat berbeda.
g.
Bukti
kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk
memusnahkannya.
4. Bukti dalam Alkitab Doktrin Inspirasi tidak hanya didukung oleh bukti-bukti di luar Alkitab, tetapi juga merupakan pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
a. Perjanjian
lama
1)
Allah
sendiri yang memberi perintah untuk menuliskan.
#/TB Kel 17:14;
34:27; Bil 33:2; Yes 8:1; 30:8; Yer 25:13; Yeh 24:1
#/TB Dan 12:4; Hab
2:2
2)
Para
penulis secara sadar memberikan otoritas terhadap tulisannya sebagai Firman
Tuhan. "Demikian Firman Tuhan"
#/TB Yer 36:27, 32;
Yeh 26:1-21; 27:1-36; 31:1-18; 32:1-32; 39:1-29
3)
Perjanjian
Baru mengakui inspirasi Alkitab Perjanjian Lama
·
Yesus
Kristus: #/TB Mat 4:11; Mat 5:17-20; Yoh 10:33-36
·
Rasul
Paulus: #/TB 2Tim 3:14-16
·
Rasul
Petrus: #/TB 2Pet 1:19-21
· Penulis Kitab: #/TB Ibr 1:5; 3:7; 4:3; 5:6; 7:21
b. Perjanjian
Baru
1)
Pengakuan
dari penulis bahwa mereka menerima Firman dari Tuhan.
#/TB 1Kor 2:13; 2Kor
13:3; 1Te 2:13
2)
Perjanjian
baru mengakui Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru-Yesus
#/TB Mat 10:19-20; Yoh 16:7,13; Kis 4:31
5. Data
Alkitab
Penyataan-penyataan Allah yang
diinspirasikan kepada penulis-penulis Alkitab itu berasal dari bermacam-macam
bahan, antara lain:
a.
Bahan
yang langsung dari Allah
Mis.: 2 Loh batu (#/TB Ula 9:10)
b.
Bahan
hasil penyelidikan
·
berkonsultasi
dengan saksi mata
·
memakai
saksi mata
·
menyelidiki
·
menyusun
dalam buku
·
dipimpin
Roh
c.
Bahan
nubuatan
Seper-empat isi Alkitab adalah
nubuat, dan sebagian sudah digenapkan.
d.
Bahan
Sejarah
Di catat dengan teliti-pengalaman
yang dicatat penulis.
e.
Bahan
Lain
Teliti, termasuk hal-hal yang
tidak benar/kebohongan dan tentang setan.
6. Teori-teori
Penulisan Alkitab
Manusia adalah satu-satunya
makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan pikiran dan rasio. Pada waktu manusia
mulai membaca dan mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak mereka akan
mulai berpikir dan memberikan pertanyaan, bahkan keraguan, tentang dari mana
asal Alkitab, bagaimana Alkitab ditulis, dan mengapa mereka harus
mempercayainya.
Di bawah ini adalah beberapa
teori yang muncul dari pikiran manusia tentang bagaimana kira-kira Alkitab itu
ditulis:
a. Teori
Dikte (Inspirasi Mekanis)
Ini adalah salah satu teori yang
ekstrim, yang mengatakan bahwa para penulis Alkitab itu hanyalah seperti mesin
atau alat rekam. Mereka mendengar "Penyataan" dari Allah kemudian
langsung menuliskannya kata demi kata persis seperti apa yang Tuhan katakan,
sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian maupun pikiran para
penulis itu.
b. Teori
Penyesuaian (Inspirasi Dinamis)
Allah menyesuaikan diri dengan
keterbatasan para penulis. Itu sebabnya ada dijumpai beberapa
kekilafan/kesalahan.
c. Teori
Pengawasan (Inspirasi Organis)
Allah berdaulat mengawasi dan
mengatur latar belakang, warisan keturunan dan keadaan sekitar masing-masing
penulisnya. Sehingga pada waktu menulis, mereka sadar menggunakan kata-kata
mereka sendiri, dan sekaligus adalah merupakan Firman Allah dan mereka sudah
dibina oleh Allah untuk tujuan itu, karena orang tersebut telah diperbaharui
Rohnya dan terhisap dalam hubungan dengan Allah. Jadi walaupun para penulis
adalah orang berdosa, itu tidak menjadi penghalang karena mereka dipimpin oleh
Allah, sehingga terjamin bahwa tulisan-tulisan itu tidak mungkin salah dalam
bahasa aslinya. Itu sebabnya masing-masing kitab yang ditulis masing-masing
penulis mempunyai gaya bahasa yang berbeda, perbendaharaan kata yang tertentu,
penekanan berita yang tertentu, dsb.
Langkah-langkah Roh Kudus
menggerakkan penulis untuk menulis Alkitab:
1)
Allah
telah memilih dan menyediakan si penulis jauh sebelum Ia menggerakkan si
penulis untuk menulis Alkitab.
·
Allah
memilih si penulis sebelum ia dilahirkan.
·
Allah
menempatkan mereka pada situasi keadaan sesuai dengan kedaulatanNya.
·
Allah
kadang memilih orang yang mampunyai pengalaman langsung.
·
Allah
menggerakkan penulis juga untuk menyelidiki fakta-fakta terlebih dahulu.
2)
Menunggu
Waktu Allah.
·
Allah
menggerakkan penulis untuk berkhotbah terlebih dahulu lalu menuliskannya.
·
Roh
Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menyatakan firmanNya secara langsung
untuk ditulis.
·
Roh
Kudus dicurahkan kepada penulis untuk menulis hal-hal yang sudah diketahuinya.
·
Roh
Kudus menggerakkan penulis untuk menulis apa yang dikehendakiNya.
7. Pandangan-pandangan
Keliru tentang Inspirasi
Doktrin Inspirasi adalah salah
satu doktrin yang banyak menimbulkan perdebatan karena perbedaan-perbedaan
pra-anggapan dan penafsiran. Berikut ini adalah beberapa pandangan-pandangan
yang tidak sesuai dengan Alkitab tentang bagian penginspirasian:
a. Penginspirasian
Alamiah
Para penulis-penulis Alkitab
adalah orang-orang jenius secara alami. Mereka menuliskan tanpa memerlukan
campur tangan Allah atau kuasa supranatural.
b. Penginspirasian
Dinamis atau Mistis
Para penulis-penulis Alkitab ini dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus, sama halnya dengan literatur-literatur Kristen yang lain.
c. Penginspirasian
Bertingkat.
Para penulis-penulis Alkitab
mendapat inspirasi dari Roh Kudus sehingga menuliskan tulisan-tulisan itu,
namun tingkat penginspirasiannya tidak sama derajatnya. Sehingga ada sebagian
tulisan yang lebih berbobot daripada yang lain.
d. Penginspirasian
Sebagian
Para penulis-penulis Alkitab itu
mendapat inspirasi, tetapi tidak semuanya. Ada kitab-kitab yang sama sekali
tidak memerlukan inspirasi karena berupa dokumen sejarah. Bagian-bagian yang
secara khusus diilhami (diinspirasikan) adalah yang mengajarkan tentang
keselamatan dan ini tidak mungkin salah, tetapi yang lain bisa saja salah
karena tidak diinspirasikan oleh Allah.
e. Inspirasi
Konsep
Pandangan ini percaya pada
doktrin inspirasi, tetapi bukan inspirasi harafiah kata per kata. Allah hanya
menginspirasikan secara konsepnya saja. Oleh karena itu kata-katanya bisa
salah, tapi secara konsep tidak.
f.
Inspirasi Barthian
Pusat Penyataan adalah Yesus
Kristus, Alkitab hanya merupakan "saksi" dari Penyataan Allah.
Sedangkan Alkitab sendiri adalah kata-kata manusia yang bisa keliru tapi
apabila ditangkap dengan telinga iman, maka kata-kata itu baru akan menjadi
Firman Allah. Jadi Allah bisa berbicara melalui Alkitab, tetapi hanya melalui
anugrahlah bagian Alkitab itu dapat menjadi Firman Allah.
A. D. KANON ALKITAB
1. Pengertian/Definisi
a. Arti
etimologis
"Kanon" berasal dari
kata Yunani kanon, artinya "buluh". Karena pemakaian
"buluh" dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur,
maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris. #/TB Yeh
40:3; 42:16 tombak pengukur
b. Arti
metafor
Seperangkat peraturan/standard
norma (kaidah) dalam hal etika, literatur dsb.
c. Arti
teologis
Dalam sejarah gereja abad 1 kata
"kanon" dipakai untuk menunjuk pada peraturan atau pengakuan iman.
Tetapi pada pertengahan abad ke 4 (dimulai oleh Athanasius), kata ini dipakai
untuk menunjuk pada Alkitab, dan mempunyai 2 arti, yaitu:
1)
daftar
naskah kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard
peraturan-peraturan tertentu, yang diterima oleh gereja sebagai kitab-kitab
kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah.
2)
kumpulan
kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang diterima sebagai Firman Tuhan yang
tertulis, yang berotoritas penuh bagi iman dan kehidupan manusia. #/TB 2Kor
10:13-16 -batas #/TB Gal 6:16 -patokan
2. Kapan
terjadi Kanon Alkitab
Alkitab sendiri menolak dengan
tegas pendapat bahwa Alkitab turun/jatuh dari surga (#/TB Luk 1:1-4). Lalu
bagaimana dan kapan kanon Alkitab itu terjadi? Tidak pernah ada satu peristiwa
tertentu yang terjadi yang menandai dimulainya kanon Alkitab. Juga tidak ada
sejarah khusus yang menentukan kapan kanon Alkitab itu ditetapkan (disahkan).
Tetapi secara iman kita mengakui bahwa Tuhan sendirilah yang menentukan, bukan
manusia.
Ini harus menjadi pengakuan
penting bagi orang Kristen, bahwa Alkitab, sebagai Firman Allah yang tertulis,
akan tetap menjadi Firman Allah sekalipun manusia tidak mengesahkannya, karena
pengesahan terhadap Alkitab datang dari Allah dan dari Alkitab itu sendiri.
Manusia hanya bisa menerima dan mengakuinya, tetapi tidak menetapkannya.
Peristiwa pengkanonan Alkitab,
oleh Konsili di Karthago tahun 397M harus dipahami sebagai penerimaan iman oleh
gereja bahwa Alkitab kanonik itu ada dan diterima sebagai standar iman dan
kehidupan. Tangan Tuhanlah yang telah memimpin orang orang percaya itu untuk
mengumpulkan kitab-kitab kanonik sehingga disusun menjadi Alkitab. Pendapat ini
tidak sama dengan pendapat dari gereja Roma Katolik. Menurut mereka penetapan
Kanon ditetapkan oleh gereja Roma Katolik.
Peristiwa penerimaan gereja
terhadap kanon Alkitab sebenarnya sudah dimulai ketika Jemaat Gereja Pertama
(Mula-mula) membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama pada kebaktian-kebaktian.
Dengan campur tangan Roh Kudus jemaat juga menambahkan kitab-kitab dan
surat-surat para Rasul yang diinspirasikan Allah dan karenanya berwibawa.
Sampai akhirnya pada tahun 367M, uskup Aleksandria, Athanasius, memberikan daftar
kitab-kitab yang merupakan kanon. Daftar kitab-kitab itulah (66 buku) yang
sampai sekarang dimasukkan sebagai Alkitab.
3. Pertimbangan
yang dipakai untuk menerima Kanon
a. Bukti
dari Alkitab sendiri
Bahwa tulisan dalam kitab-kitab
kanon itu diinspirasikan oleh Allah (#/TB 2Tim 3:16). Dengan demikian jelas
kitab-kitab itu tidak hanya ditulis oleh tangan manusia tetapi merupakan campur
tangan Allah sepenuhnya (theopeustos). Oleh karena itu seluruh tulisan Alkitab
mempunyai otoritas penuh dari Allah.
b. Ditulis
oleh orang-orang yang hidupnya dipimpin oleh Allah, baik para nabi (PL) maupun
rasul (PB) atau orang-orang yang di bawah pengawasan mereka.
c. Ada
bukti-bukti dari dalam dan jelas tentang keaslian penulisannya.
d.
Ada pengaruh kuasa Allah dalam
tulisan-tulisan itu yang sanggup mengubah hidup manusia.
e.
Secara aklamasi diterima oleh
umat Allah secara luas sebagai kitab- kitab yang diinspirasikan oleh Allah. (#/TB
Gal 6:16, Luk 11:51, Kol 4:16, Wah 22:18)
4. Beberapa
pengertian yang salah tentang penerimaan Kitab kanon
Diantara banyak kitab-kitab kuno
yang harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam kanon Alkitab, tidak semuanya
diterima sebagai kitab kanon. Pertimbangan-pertimbangan terhadap kitab-kitab
itu:
a.
Tidak
didasarkan pada tuanya.
b.
Bukan
karena ditulis dalam bahasa Ibrani.
c.
Bukan
karena setuju dengan Taurat.
d.
Bukan
karena mempunyai nilai agama.
5. Sejarah
Kanon PL
Kanon PL tidak mengalami banyak
kesulitan untuk diterima, karena pada waktu kitab-kitab PL itu ditulis, saat
itu juga langsung diterima sebagai kitab-kitab yang diinspirasikan oleh Allah
sehingga otoritasnya diakui. Kitab-kitab (yang berupa gulungan-gulungan)
disimpan bersama-sama dengan Tabut Perjanjian yaitu di Kemah Tabernakel dan
juga kemudian di Bait Allah. Para imam memelihara kitab-kitab itu dan mereka
juga yang membuat salinan-salinannya apabila diperlukan. #/TB Ula 17:18; 31:9,
24-26; 1Sa 10:25; 2Ra 22:8; 2Ta 34:14.
Pada waktu bangsa Yahudi dibuang
ke tanah Babel, dan Yerusalem dihancurkan pada tahun 587SM, kitab-kitab itupun
juga dibawa ke tanah pembuangan (#/TB Dan 9:2). Pusat ibadah mereka kini bukan
lagi Bait Allah di Yerusalem, tetapi kitab-kitab itu. Setelah pembangunan
kembali Bait Allah, kitab- kitab itupun dipelihara dan dipindahkan ke sana.
(#/TB Ezr 7:6; Neh 8:1; Yer 27:21-22)
Penyusunan seluruh kitab-kitab PL
selesai pada tahun 430SM, iman Ezra lah yang memainkan peranan penting dalam
proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab PL ini. Selain kitab-kitab
Pentatuk (Kejadian-Ulangan) yang sangat dihargai, kitab-kitab para nabi juga
biasa dibaca dalam ibadah Yahudi di rumah-rumah ibadah pada waktu jaman PB
(#/TB Luk 4:16-19).
Pada tahun 90M para ahli Taurat
dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di Yamnia. Salah satu
keputusan yang diambil dalam persidangan itu adalah penerimaan kanon PL, yaitu
39 kitab sebagai kanon Alkitab, seperti yang kita pakai sekarang. Jadi
penetapan itu sebenarnya hanya memberikan pengakuan akan kitab-kitab yang
memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.
6. Sejarah Kanon Perjanjian Baru Pengkanonan PB mengalami lebih banyak pergumulan daripada PL. Baru pada pertengahan abad 4 Masehi masalah pengkanonan PB dianggap selesai.
a. Latar
belakang
Kanon PB diawali dengan keadaan
dan kebutuhan yang mendesak yang harus segera ditangani oleh gereja-gereja saat
itu, antara lain:
1) Krisis
Otoritas
Dibutuhkannya suatu pedoman iman
dan kehidupan yang diakui berotoritas, apalagi setelah Tuhan Yesus dan para
Rasul sudah tidak ada lagi diantara mereka.
2) Krisis
Pengajaran
Adanya pengajaran sesat yang mulai
menyusup ke dalam gereja-gereja, sehingga diperlukan adanya satu sumber yang
dapat menjadi standard pengajaran yang benar.
3) Dorongan
Misi
Penyebaran pengajaran Injil Yesus
Kristus semakin berkembang ke daerah-daerah lain, sehingga diperlukan adanya kesepakatan
terhadap kitab-kitab standard yang harus diterjemahkan.
4) Tekanan
penganiayaan
Semakin kuatnya penganiayaan yang
dilancarkan kepada orang-orang Kristen baru mendorong gereja untuk
mempertahankan sumber pengajaran demi kemurnian iman dan pengajaran yang sehat.
b. Sejarah
Kanon PB
Setelah kenaikan Tuhan Yesus
Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan oleh para Rasul Tuhan dengan
penuh otoritas karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang
diajarkan oleh Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para
Rasul (antara tahun 50-100M) sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah para
saksi mata yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas
dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada
mereka. (#/TB Yoh 14:26).
Selama thn. 100-200M,
tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang
jemaat (#/TB Kol 4:15-16).
Pada tahun 200 M sebenarnya kanon
utama PB sudah terbentuk, dan disebut sebagai "Kanon Muratori" yang
berisi 21 kitab/buku dan kemudian 6 kitab lagi ditambahkan.
Memasuki abad ke 5 barulah dalam
pertemuan konsili di Hippo dan Kartago tercapai kesepakatan diantara gereja
Barat dan Timur dan menerima 27 kitab sebagai Kanon PB, seperti yang kita pakai
sekarang.
7) Kitab-kitab
Apokrifa
a. Definisi/Pengertian
Istilah "apokrifa"
berasal dari bahasa Yunani apokrufos, artinya "tersembunyi". Sekarang
Apokrifa dimengerti sebagai sejumlah kitab-kitab yang tidak dimasukkan ke dalam
kanon Alkitab, tetapi yang disebutkan dalam Alkitab, yang ditulis pada waktu
yang bersamaan, atau tidak lama sesudah Alkitab ditulis.
Pendirian orang Kristen terhadap
kedudukan kitab-kitab Apokrifa sebagai Kanon memang sedikit terombang-ambing
sampai abad ke 16, namun sejak semula sebenarnya mereka sudah menolak
menganggap kitab-kitab itu sebagai kanon.
b. Macam-macam
Apokrifa
1) Apokrifa
PL
Kitab-kitab ini ditulis antara
tahun 300SM-100 M. Kebanyakan tidak diketahui penulisnya. Kitab-kitab ini
berjumlah 15 buah dan dimasukkan dalam versi Septuaginta abad 4. Apokrifa PL
dibagi dalam 5 jenis, yaitu:
·
Pengajaran
·
Roman
Religius
·
Sejarah
·
Nubuat
·
Dongeng
2) Apokrifa
PB
Tidak ada daftar yang pasti untuk
kitab-kitab Apokrifa PB. Kebanyakan kitab-kitab itu berisi fiksi religius,
yaitu untuk memenuhi keinginan mereka mengetahui informasi tentang peristiwa-
peristiwa dalam kehidupan Tuhan Yesus yang tidak tertulis dalam Injil kanon.
Juga cerita-cerita tentang akhir kehidupan para Rasul yang tidak diceritakan
dalam kitab kanon PB. Beberapa kitab-kitab Apokrifa PB:
·
Shepherd
of Hermas
·
Didache,
Teaching of the Twelve
·
Epistle
of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)
·
Gospel
acconding to the Hebrews (Injil Ibrani)
c. Alasan
menolak kitab-kitab Apokrifa PL
1)
Kitab-kitab
itu tidak dimasukkan dalam PL Ibrani
2)
Penulis-penulis
PB tidak ada yang mengutipnya, sedangkan kitab-kitab PB lain biasanya dikutip.
3)
Yesus
tidak pernah menyebutkan kitab-kitab itu.
4)
Tidak
ada bukti bahwa Apokrifa dimasukkan dalam Septuaginta abad 2.
5)
Konsili-konsili
gereja tidak pernah mengakuinya dan Bapak-bapak gereja juga menolak.
6)
Tidak
ada klaim "inilah Firman Tuhan" dalam Kitab-kitab tsb.
7)
Adanya
kesalahan-kesalahan dalam bidang sejarah, kronologi dan peta bumi.
8)
Juga
kisah-kisahnya bersifat khayal.
9)
Ajaran
moralnya rendah.
Penerimaan Gereja RK: Ada 2 ajaran
Gereja katolik yang didukung Apokrypha.
·
mendoakan
orang mati (surat Makabe).
·
keselamatan
melalui perbuatan (Tobit).
d. Alasan-alasan
menolak Apokrifa PB.
1)
Hanya
dikenal secara lokal.
2)
Tidak
ada konsili gereja yang mengakui.
3)
Hanya
dianggap semi kanon.
Namun demikian, ada nilai manfaat yang
diakui:
·
Dokumentasi
terpagi.
·
Gambaran
gereja secara umum setelah jaman para Rasul.
· Sebagai
jembatan bagi tulisan-tulisan PB dengan tulisan dari Bapak-bapak Gereja abad 3
dan 4.
·
Mempunyai
nilai sejarah tentang hal-hal praktis dan siasat gereja mula-mula.
A. E. BAHASA DAN TRANSMISI NASKAH
ALKITAB
1. Bahasa
Alkitab
Dalam berkomunikasi dan
menyampaikan penyataanNya Allah menggunakan bahasa manusia karena Allah ingin
dimengerti oleh manusia. Walaupun bahasa manusia itu bersifat terbatas, dan
tidak mungkin dapat mengungkapkan segala sesuatu tentang Allah, tetapi Allah
rela membatasi DiriNya sendiri untuk kepentingan manusia.
a. Bahasa
Tulisan
Dan dalam menyampaikan
penyataanNya itu Alah memilih menggunakan bahasa tulisan, karena:
1) Untuk
tujuan efisiensi
Tidak perlu Allah mengungkapkan
penyataanNya berkali-kali, di setiap jaman. Dengan bahasa tulisan, maka manusia
dari sepanjang sejarah dapat membacanya terus menerus.
2) Untuk
tujuan ketepatan dan kejelasan.
Bahasa tulisan memberikan ketepatan dan sekaligus kejelasan dalam mengekspresikan pemikiran ataupun perasaan.
3) Untuk
tujuan kelanggengan
Allah memberikan penyataanNya
bukan hanya kepada sekelompok orang, tetapi semua orang. Dengan menuliskan apa
yang Allah nyatakan kepada manusia menolong kita untuk memberitakan penyataan
yang sama yang tidak akan berubah kepada semua orang.
4) Untuk
tujuan kemudahan
Dengan ditulis akan
memudahkan manusia mengingat dan meresapinya.
b. Bahasa
Ibrani dan bahasa Yunani
1) Allah
memilih menggunakan bahasa Ibrani untuk PL.
Allah berdaulat memilih bahasa
tulis apa saja yang Ia kehendaki, tetapi bukan merupakan kebetulan kalau Allah
memilih bahasa Ibrani karena keistimewaan yang dimilikinya yaitu:
·
Bahasa
Ibrani adalah bahasa ilustrasi/grafik/gambar yang kaya dengan kiasan, mudah
mendramatisir. Oleh karena itu sangat cocok karena PL banyak berisi hikayat
yang menceritakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
·
Bahasa
Ibrani adalah bahasa "personal" (pribadi), lebih ditujukan kepada
hati/emosi manusia daripada pikiran (rasio manusia). Tidak bagus untuk
menggambarkan hal-hal abstrak, tapi cocok untuk menceritakan fakta pengalaman.
Dalam PL Allah ingin dikenal secara pribadi oleh umat pilihanNya.
Cat: Bahasa Ibrani disebut juga
dengan Bahasa Yehuda, Bahasa Yahudi, Bahasa Kanaan. #/TB Yes 36:11; Neh 13:24;
Yes 19:18; Wah 9:11; 16:16
2) Allah
menggunakan bahasa Yunani untuk menyampaikan PB
·
Bahasa
Yunani adalah bahasa intelektual, pendidikan dan budaya, dan jelas sekali
sebagai bahasa pikiran.
·
Bahasa
Yunani memiliki keistimewaan dalam menyampaikan ketetapan teknis.
Bahasa
Yunani adalah bahasa universal, bahasa internasional yang dipakai saat itu.
Dalam PL Allah ingin dikenal oleh bangsa pilihanNya, tetapi dalam PB Allah
ingin dikenal oleh seluruh umat manusia.
·
Dengan
demikian Bahasa Yunani juga sangat cocok untuk tujuan misi dan penginjilan
karena sifat universalnya.
2. Transmisi Naskah Alkitab Yang dimaksud dengan Transmisi Naskah Alkitab adalah hubungan antara Penyataan yang diinspirasikan Allah, dalam naskah aslinya, dengan naskah Alkitab modern sekarang (yang sudah diterjemahkan kedalam banyak bahasa).
Diagram: ==> Image 00002
Persoalan
yang sering timbul dengan transmisi adalah, bagaimana kita bisa mengakui bahwa
Alkitab kita yang sekarang, setelah melalui banyak penyalinan, tetap dapat
dipercaya keaslian isinya.
PL
tidak sulit untuk diakui keabsahannya, karena penulis-penulis PB memberikan
pengakuan. Tetapi PB tidak ada kesaksian langsung. Gereja sebagai saksi. Kalau
meragukan/menyangkali PL, sekaligus menyangkali PB.
A. F. SIFAT-SIFAT ALKITAB
1. Kewibawaan
(Authority)
a. Pengertian/Definisi
Seluruh Alkitab adalah Firman
Allah; tidak mempercayai. atau mentaati Alkitab berarti tidak percaya atau
tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab memegang otoritas tertinggi
dan terakhir untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah
Firman yang datang dari Allah sendiri.
b. Bukti-bukti
Kewibawaan dari dalam Alkitab
Dalam banyak tempat di Alkitab
dikatakan "Demikianlah Firman Tuhan … ." Bentuk kalimat ini
dalam dunia PL identik dengan bentuk kalimat "Demikian kata
Raja … ." yang berarti suatu titah yang datang dari yang memiliki
kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu gugat, harus
dilakukan dan dilaksanakan. Ms.: #/TB Bil 22:38; Ula 18:18-20; Yer 1:9. Dalam
PB, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam PL
adalah Firman Allah, mis.: #/TB 1Tim 3:16; 2Pet 1:21. Dalam PB juga terdapat
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam PB adalah Firman Allah. Mis.:
#/TB 2Pet 3:16; 1Tim 5:18; 1Kor 14:37; Yoh 14:26; 16:13
c. Penerimaan
akan kewibawaan (otoritas) Alkitab
Penerimaan orang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah adalah dari keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hati manusia yang sudah diperbaharui. Dengan demikian penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang percaya adalah karena iman, bukan datang dari manusia sendiri. Ref. #/TB 1Kor 2:13-14; Yoh 10:27
2. Inerensi
(Inerrancy)
a. Pengertian/Definisi
Secara umum, inerensi diartikan
bahwa Alkitab (PL dan PB) adalah seluruhnya Firman Allah yang ditulis tanpa
salah pada naskah aslinya. Istilah "inerrancy" sering kali dibingungkan
dengan istilah "infallabili." "Infallability" artinya
Alkitab tidak mungkin menyesatkan karena semua ajarannya adalah kebenaran
(tidak melawan ajaran moral). Sedangkan penekanan ineransi adalah kesalahan
tulisan dan data yang ada di dalam Alkitab.
b. Pentingnya
Inerensi
Sangat penting bagi orang Kristen
memegang kepercayaan bahwa Alkitab seluruhnya adalah tidak keliru karena
Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah sendiri, yang adalah sempurna dan
tidak berdusta. Kalau tidak mempercayai ketidakkeliruan Alkitab maka kewibawaan
Alkitab pun sulit dipertahankan, karena berarti kita tidak dapat mempercayai
Allah sepenuhnya.
c. Dasar
penerimaan ineransi
Penerimaan inerensi bukan
berdasarkan akan kemampuan manusia dalam menilai Alkitab, namun berdasarkan
keyakinan bahwa:
1)
Allah
adalah kebenaran. Oleh karena itu segala sesuatu yang difirmankan Allah adalah
benar.
2)
Allah
tidak pernah berdusta, jadi apa yang dikatakanNya pasti benar. #/TB Ibr 6:18;
2Tim 2:13
3)
Alkitab
sendiri menyebut diriNya sempurna (#/TB Maz 19:8) murni (#/TB Maz 19:9): tepat
(#/TB Maz 19:9); benar (#/TB Maz 119:43), kekal (#/TB Maz 119:89; Mat 24:34).
4)
Percaya
bahwa Roh Kudus memberikan pengawasan penuh kepada penulis penulisnya, sehingga
penulis-penulis menuliskannya dengan benar, tanpa salah.
5)
Ukuran
kebenaran Alkitab adalah "a-rasional," akal manusia bukanlah standard
ukuran yang dipakai.
d. Bagaimana
kalau tidak ada naskah aslinya?
Memang diakui bahwa kita tidak
lagi memiliki naskah aslinya yang ada hanyalah salinan aslinya. Ada 3
macam/kategori dalam hal penyataan tertulis yang asli:
1)
Penyataan
asli (bukan salinan) yang telah selesai ditulis seluruhnya.
2)
Penyataan
salinan yang ditulis kembali sesuai dengan aslinya (disebut salinan asli).
3)
Alkitab,
secara kanon, merupakan kesatuan organisasi yang tidak dapat diambil dari
konteks keseluruhan isi buku.
a. Teori
Inerensi
Ada beberapa macam teori inerensi yang
diajukan:
1) Full
Inerancy (Ineransi penuh)
Alkitab bukanlah kitab ilmiah ataupun
sejarah, oleh karena itu tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti
konteks dan latar belakang budaya kemungkinan besar ketidak tepatan belum tentu
suatu kesalahan.
2) Absulute
Inerancy (Ineransi mutlak)
Semua data dalam Alkitab adalah
benar, termasuk hal-hal yang menyangkut kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran
Alkitab juga seharusnya dapat dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan
sejarah.
3) Limited
Inerancy (Ineransi terbatas)
Kebenaran Alkitab dapat
dibuktikan hanya dari segi ajaran doktrinnya yang berhubungan dengan
keselamatan. Kalau ada kesalahan data yang lain, tidak apa-apa karena itu tidak
menjadi kepentingan Alkitab.
4) Pandangan
Reformator
Pandangan inerensi Alkitab tidak
dapat dipisahkan dengan inspirasi. Kalau Firman Allah diberikan oleh Allah maka
tidak mungkin tunduk pada kekeliruan manusia. Memang diakui ada masalah-masalah
dalam Alkitab yang sampai sekarang belum dapat dipecahkan, tapi hal itu belum
cukup membuktikan bahwa Alkitab bersalah. Kebenaran ini mencakup ajaran
(doktrin), pola hidup (etika), ataupun peristiwa- peristiwa yang terjadi
(sejarah).
b. Bagaimana
dengan bagian-bagian Alkitab yang dimasalahkan?
Dalam hal Alkitab yang ineransi,
kaum Injili berpegang pada suatu "komitmen teologia," yaitu
kepercayaan akan keyakinan iman yang dipegang sebagai ketaatannya kepada
pribadi dan ajaran Alkitab. Kepercayaan yang tidak dibangun sebagai hasil
secara empiris (karena melihat), juga bukan sebagai hasil penelitian dari
naskah asli. Oleh karena itu setiap kesulitan yang ditemui harus diteliti dan
dipelajari dengan tunduk pada otoritas Allah.
Jawaban atas bagian-bagian dalam
Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
1)
Satu
peristiwa, tidak harus selalu diceritakan dengan sebutan/ istilah/cerita yang
sama oleh 2 penulis yang berbeda.
Contoh: #/TB Luk 6:17
dan #/TB Mat 5:1
2)
Kutipan
kata tidak harus tepat sama, yang penting kebenarannya.
Contoh: Hal tentang kesaksian Paulus dari #/TB Kis 9:7 dan #/TB Kis 22:9
3)
Istilah
teknis ilmiah tidak dikenal pada jaman/budaya/waktu itu.
Contoh: #/TB Mat
5:1 vs
#/TB Luk 6:17
#/TB Mar 10:45 vs
#/TB Luk 18:35
4)
Tidak
setiap perbedaan berarti kesalahan. Masalah yang belum terjawab tidak harus
diartikan kesalahan.
Contoh: -pembulatan
perhitungan hari, jam dll.
·
Kisah
kematian Yudas dari #/TB Mat 27:5 dan #/TB Kis 1:18
5)
Periode
penyataan tidak semuanya sama, tergantung konteksnya.
6)
Hal
berikut ini juga perlu diingat:
·
Kebiasaan/budaya
Timur (Yahudi dan Palestina) tidak sama dengan budaya sekarang.
·
Tidak
menentang maka tidak berarti salah.
3. Kejelasan
(Clarity)
a. Pengertian/Definisi
Kejelasan Alkitab diartikan bahwa
Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas maksud pemberitaan dan
pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-sungguh
membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan Firman Tuhan
itu. Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat
dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya
dengan benar. Tapi memang betul bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar
seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (#/TB 1Kor
2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas dari yang lain (#/TB
2Pet 3:16).
Kesulitan manusia untuk
mengerti/menafsir isi Alkitab sering kali dikarenakan pikiran manusia yang
dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual. (#/TB 1Kor 1:18-3:4;
Ibr 5:14; 2Pet 3:5).
b. Bagaimana
kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar dan tepat?
1)
Hanya
dengan penerangan Roh Kuduslah manusia dapat mengerti Firman Tuhan dengan benar
dan tepat #/TB Efe 3:4, 5; 1Kor 2:12, 13; Yoh 14:26; 16:13-15; 2Pet 1:21.
2)
Mempunyai
motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan, kepentingan diri
sendiri dan tidak karena kurang iman (tidak percaya). #/TB Luk 24:25; 2Kor
4:3-4.
3) Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menafsir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip menafsir yang sehat dan mengembangkannya sebagai ketrampilan maka kita akan dapat menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga sangat mempengaruhi dalam mendapatkan data yang lengkap.
1. Keperluan
mutlak (Necessity)
a. Pengertian/Definisi
Keperluan mutlak Alkitab artinya
Alkitab diperlukan secara mutlak untuk mengenal Kristus, agar kita bisa
diselamatkan. Karena hanya Alkitablah yang memberitakan kebenaran "kabar
baik" tentang Kristus (#/TB Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah
keperluan untuk mengenal Allah dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum
Allah, dan hal-hal tentang moralitas (karena itu sudah diberikan Allah dalam
Penyataan Umum), tetapi secara khusus keperluan untuk keselamatan, untuk
memelihara kehidupan rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
b. Bukti-bukti
keperluan mutlak Alkitab
#/TB Roma 10:13-17: Untuk manusia
bisa diselamatkan, maka ia harus mendengar
Firman Injil Yesus Kristus.
#/TB Kis 4:12: Tidak ada
keselamatan di luar Kristus.
#/TB 1Tim 2:5-6: Tidak ada
Pengantara yang lain selain Yesus Kristus, untuk menjadi Pendamai antara
manusia dengan Allah.
Kesimpulan: karena Alkitab adalah
satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang mempunyai kuasa yang
menyelamatkan, maka manusia harus membaca Alkitab atau mendengar dari orang
lain Firman dalam Alkitab.
2. Kecukupan
(Sufficiency)
a. Pengertian/Definisi
Kecukupan Alkitab diartikan bahwa
Alkitab berisi semua Firman Allah yang dibutuhkan oleh orang percaya untuk
keselamatannya dan untuk hidup di dalam keselamatannya, sehingga tidak
diperlukan lagi tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab.
Dengan demikian kita percaya
bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu- satunya sumber Firman Allah yang
diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam keselamatannya.
b. Bukti-bukti
kecukupan Alkitab dalam Alkitab
#/TB 2Tim 3:15-17
#/TB Yak 1:18
#/TB 1Pe 1:23
#/TB Wah 22:18,19
3. Tidak
pernah gagal dalam maksudnya (Efficacy)
a. Pengertian/Definisi
Maksud dan tujuan Alkitab adalah
memberikan berita tentang Allah dan
rencana keselamatanNya kepada
manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini
Alkitab tidak pernah gagal
mencapai maksudnya, baik untuk orang yang
menerima keselamatan atau pun
untuk mereka yang menolak. Untuk orang
yang diselamatkan Firman Allah
memberikan damai sejahtera dan hidup
yang kekal, untuk orang yang
menolak FirmanNya, Allah menyatakan
keadilanNya dengan menghukum
mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.
b. Bukti-bukti
dalam Alkitab
#/TB Yes 55:11 Firman Allah tidak pernah kembali dengan
sia-sia.
4. Kesatuan
(Unity)
a. Pengertian/Definisi
Alkitab mempunyai satu kesatuan
isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan diri kepada manusia umat pilihanNya
dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
b. Alkitab
adalah "unik"
Kesatuan Alkitab itu menunjukkan
bahwa Alkitab adalah lain dari pada kitab-kitab yang lain; sangat unik.
Mengapa? Berikut ini adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab adalah sangat
unik.
1)
Satu-satunya
kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah dari 60
generasi.
2)
Ditulis
oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan,
penulis puisi, orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik,
gembala, militer, dokter etc.).
3)
Ditulis
di tempat-tempat yang berbeda (dipenjara, dipandang belantara, dibukit,
diistana, dipulau terpencil etc.).
4)
Ditulis
dalam jaman dan waktu, tempat (3 benua) dan keadaan yang berbeda-beda.
5)
Ditulis
dalam 3 macam bahasa (Ibrani, Aramaic, Yunani).
6)
Buku
yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.
7)
Buku
yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti.
8)
Alkitab
juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan,
pengerusakan dll.
9)
Alkitab
adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah bahasa yang
terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
10) Mempunyai pengaruh luar biasa,
karena orang berdosa besarpun dapat diubahkan menjadi orang yang baik dan
berbudi.
B. G. ILUMINASI
1. Pengertian/Definisi
a. Arti
etimologis
Kata "iluminasi"
berasal dari bahasa Yunani photizo, artinya "menerangi, memberi penerangan
batin" #/TB Yoh 1:9; Luk 11:36; 1Kor 4:5; Efe 1:18
b. Definisi
Pekerjaan Roh Kudus yang membantu
membukakan pikiran orang percaya supaya mereka dapat mengerti dan
mengaplikasikan Firman Allah itu (Alkitab) dalam kehidupan mereka. #/TB 1Kor
2:14
2. Pentingnya
Iluminasi
a.
Karena
pikiran dan hati manusia masih ada dalam kegelapan. #/TB 1Kor 2:14; Efe 4:17,
18
b.
Sifat
hati manusia yang bebal #/TB Yes 6:9-10; Kis 28:26
c.
Melawan
pekerjaan Setan #/TB 2Kor 4:3-4
d.
Pengaruh
kuasa kedagingan #/TB 1Kor 3:1-2; Ibr 5:12-14
3. Hubungan
Inspirasi dan Iluminasi
Dalam Inspirasi, Roh Kudus
memberikan inspirasi kepada penulis-penulis Alkitab, sehingga mereka menuliskan
Penyataan Tuhan dengan benar dan tepat sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Dalam Iluminasi Roh Kudus
memberikan iluminasi kepada para pembaca Alkitab agar mereka dapat mengerti dan
menerima apa yang dimaksudkan oleh Penyataan Tuhan yang tertulis itu dengan
benar dan tepat. Namun demikian, kita harus ingat bahwa pekerjaan Roh Kudus
dalam penginspirasian Alkitab sudah selesai. Tidak akan ada lagi inspirasi baru
di luar Alkitab, karena Alkitab sudah sempurna.
Tetapi pekerjaan Roh Kudus dalam
memberikan iluminasi-iluminasi baru kepada orang-orang percaya masih berlaku
hingga kini. Roh Kudus memberikan iluminasi tetapi tidak untuk menambah dari
apa yang sudah ada dalam Alkitab. Dan Roh Kudus bekerja dengan Firman dan
melalui Firman, tetapi tidak melawan Firman. Itu sebabnya, Alkitab harus
menjadi tolok ukur untuk kita mengkonfirmasikan segala sesuatu yang kita
percaya dan yang kita lakukan (#/TB Maz 119:105)
4. Peranan
Roh Kudus dalam Iluminasi
Roh Kudus mempunyai peran selain
sebagai Pengarang juga sebagai Penafsir, sekaligus Pengajar Firman Allah
(Alkitab).
#/TB Efe 3:4, 5
#/TB 1Kor 2:12, 13
#/TB Yoh 14:26
#/TB Yoh 16:13-15
#/TB 2Pet 1:21
Tujuan iluminasi adalah supaya
manusia mengenal Allah dengan benar melalui PenyataanNya, sehingga manusia
mengerti akan kehendak Tuhan bagi manusia dan melakukan apa yang berkenan bagi
Allah supaya hanya Allah saja yang ditinggikan dan dimuliakan.
Download File PDF iha ne'e :Doktrin Alkitab ( Bibliologi )
0 comments:
Post a Comment