Tuesday, August 4, 2020
Software Your Uninstaller 7.5.2013
DOKTRIN ALLAH
DOKTRIN ALLAH
1. Bahwa
Allah ada
Pra-anggapan
"Allah ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab:
#/TB Kej 1:1 #/TB Maz 14:1
#/TB Ibr 11:6 #/TB Maz 53:1
#/TB Yoh 7:17 #/TB Maz 10:3-4
Keberadaan Allah
bukan dalam "ide" atau "kuasa" tapi sebagai
"Pribadi".
2. Bahwa
Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu)
Allah menyatakan Diri melalui
ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus. #/TB Mar 11:6; Kej
1:1; Yoh 7:17
3. Bahwa
manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah Pengetahuan manusia tentang Allah
a.
Pengetahuan
yang sudah ada secara naluriah
b.
Pengetahuan
yang harus diusahakan #/TB Kej 1:26; Rom 10:7
4.
Hanya
dengan iliminasi Roh Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa karena kejatuhan
manusia kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan
benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia. #/TB 1Kor
2:14; Yoh 16:13; 2Pet 1:20-21
A. B. TEORI-TEORI SEKULER TENTANG ALLAH
1. Deisme
Pandangan
yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa mengatur dirinya
sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya dan
membiarkannya berkembang sendiri.
2.
Atheisme
Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.
3.
Skeptisisme
Keraguan kenyataan akan adanya Allah
(tidak percaya).
4.
Agnostisisme
Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
5.
Pantheisme
Kepercayaan
bahwa "segala sesuatu adalah allah," dalam imanensi allah adalah
sedemikian rupa dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari
segala ciptaannya itu.
6.
Polytheisme
Paham yang mengakui ada banyak allah.
7.
Monotheisme
Paham yang mengakui hanya pada satu
Allah
B. C. KEBERADAAN ALLAH
1. Bukti
Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran
di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi
menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan
Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin
Allah ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya
tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka
mendengar Injil. #/TB Rom 1:18-32
2. Bentuk
penyangkalan akan keberadaan Allah
a. Penyangkalan
mutlak (Atheis)
Mereka yang menyangkal keberadaan Allah
digolongkan menjadi 2 kategori:
1) Atheis
teoritis/sejati
Orang-orang yang mendasarkan
penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu proses pemikiran. #/TB 2Kor 4:4, 5,
1Kor 1:21
2) Atheis
praktis
Orang-orang yang tak bertuhan,
yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan. #/TB Maz 14:1, Maz
10:4b; #/TB Efe 2:12
b. Konsep-konsep
kontemporer yang salah
1)
Allah
yang imanen saja
2)
Allah
yang transenden saja
3)
Allah
yang terbatas
4)
Allah
yang tidak berpribadi
5)
Allah
sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).
Catatan: Allah yang transenden:
Keterlepasan dari seluruh
ciptaanNya, sebagai pribadi yang berdaulat dan bebas bertindak sendiri dan yang
ada hadir sendiriNya. Ia tidak dikukung oleh alam, tapi tanpa batas. #/TB Yes
57:15
Allah yang imanen:
Kehadiran dan kuasaNya yang
senantiasa berlaku dalam ciptaanNya. Ia tidak jauh, Ia tidak masa bodoh. Ia
merasuk ke segala sesuatu. Ia ada dalam kehidupan di dalam dan di luar.
3. Argumentasi
rasional tentang keberadaan Allah
a.
Kosmologi (sebab-akibat) Pandangan ini adalah pernyataan
klasik yang dibuat oleh Thomas Aguinas.
·
keberadaan
dunia memerlukan oknum tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan
keberadaanNya itu.
·
Setiap
kejadian selalu ada sebabnya, yang juga pada gilirannya mempunyai sebab dan seterusnya
sampai pada sebab yang pertama yaituAllah.
b.
Teleologi Perluasan dari argumen
kosmologis, yang sebenarnya adalah pandangan purba yang masuk ke dunia barat
melalui Plato. Digambarkan dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah,
tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, pasti ada seorang ahli yang pintar
yang membuat jam itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan oleh seorang
Perencana Agung.
c.
Moral/Antropologis Imanuel Kant yang mempertahankan
argumen ini. Kesadaran manusia akan adanya kebaikan yang Tertinggi, Allah
adalah "landasan" kehidupan moral, sebagai nilai transenden, yang
hanya dimiliki oleh Allah.
d.
Ontologi Pandangan klasik yang diberikan
oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai ide tentang adanya suatu keberadaan yang
sempurna secara mutlak, maka yang mutlak itu harus ada.
e.
Historis/Etnologis Adanya perasaan tentang yang
ilahi yang bersifat universal dari sifat dasar manusia sehingga mengharuskan
akan adanya keberadaan yang Maha Tinggi.
·
Pendekatan
yang dilakukan oleh kaum tradisionil=> "teosentris".
·
Pengaruh
schleiermacher=> "antroposentris"
·
Ada
pendekatan lain lagi yang dipakai oleh Ritchl=> "kristologis".
4. Alasan
mengapa manusia menggunakan pendekatan rasionil untuk menemukan kebenaran tentang Allah
a. Secara
teologis
Manusia biarpun sudah jatuh ke
dalam dosa, tetap merupakan makhluk yang diciptakan menurut rupa dan gambar
Allah, yaitu dengan akal budi. Oleh sebab itu tidak sepenuhnya Allah absen dari
pikiran manusia sehingga penalaran manusia tentang dunia boleh jadi merupakan
jalan kepada Allah.
b. Secara
Alkitabiah
Paulus dan Tuhan Yesus sering
berdebat di depan umum yang memberikan pembelaan Injil terhadap kritik
rasional. Petrus dan Paulus sering menyebut suara hati orang kafir sebagai
tolok ukur sifat moral Kristen. (#/TB Kis 19, Kis 17, 1Tim 3:7, 1Pe 3:16).
c. Secara
penginjilan
Ada jurang yang sangat lebar
antara orang Kristen dengan orang yang belum percaya. Oleh karena itu sering
harus ada jembatan untuk membantu menghilangkan salah praduga bahwa untuk
menjadi Kristen itu harus membunuh akal budi seseorang.
d. Secara
historis: Metode rasional sering membantu banyak orang untuk menjadi Kristen.
C. D. PENGENALAN AKAN ALLAH
1. Kemungkinan
pengenalan akan Allah
a. Pengertian
Allah menurut Alkitab
1)
#/TB
1Yo 5:20
#/TB Yoh 17:3
2)
#/TB
Yoh 4:24
#/TB 1Tim 6:16
3)
#/TB
Mal 2:10
#/TB Yoh 14:9b
4)
#/TB
Kel 15:11
#/TB Maz 147:5
b. Pengertian
bahwa Allah tidak dapat dimengerti tapi dapat dikenali
1) Allah
tidak dapat dimengerti/dipahami secara mutlak
#/TB Ayu 11:7
#/TB Yes 40:18
#/TB Ula 29:29
2) Tapi
dapat dikenali secara pribadi
#/TB Yoh 14:7
#/TB Yoh 17:3
#/TB 1Yo 5:20
2. Penyangkalan
kemungkinan pengenalan akan Allah
Pendapat penganut
agnostisisme
3. Penyataan
Allah sendiri sebagai syarat mutlak untuk pengenalan akan Allah
a.
Penyataan
Allah: Perbuatan Allah yang menyatakan/menunjukkan kebenaran-kebenaranNya
kepada manusia.
b.
Penyataan
dan agama-agama lain
c.
Penyataan
sebagai sumber untuk mengenal Allah
1) Wahyu
Umum:
a)
Sarana
Penyataan Umum: sejarah, alam semesta dan hati nurani
b)
Isi
Penyataan Umum
c)
Keterbatasan
Penyataan Umum
d)
#/TB
Maz 19:1, 2; Rom 1:19, 20; 2:14, 15
2) Wahyu
Khusus:
a)
Sarana
Penyataan Khusus: Yesus Kristus dan Alkitab
b)
Isi
Penyataan Khusus
c)
Perbedaan
Penyataan umum dan khusus
d)
#/TB
Bil 12:6-8; Ibr 1:1; 2Pet 1:21
D. E. NAMA-NAMA ALLAH
1. Nama
Allah secara umum
Nama-nama Allah tidak diberikan
oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah
rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah
diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan
demikian berarti bahwa nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari
Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau
hubungannya dengan manusia.
Cara Allah memberikan
nama/sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan memakai
bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh
karena itu nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan
lengkap (sempurna) yang daripadanya kita bisa mengetahui semuanya tentang
Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak kata/ungkapan
karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu
nama/ungkapan sebutan saja.
2. Arti
Nama-Nama Allah dalam Alkitab Perjanjian Lama
a.
YHWH = Yahweh Musa adalah manusia pertama yang
dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah. Sebelumnya nama
Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub dan lain-lain; kepada
Musa Tuhan menyatakan diri sebagai YaHWeH =" Aku adalah Aku" (#/TB
Kel 3:15).
Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher
Ehyeh =" Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi yang
Aku akan menjadi." Nama ini menjadi nama yang sakral/agung. Hukum dalam
#/TB Ima 24:16 menjadi sangat ditakuti. Karena begitu takutnya orang Israel
menyebut nama "YHWH" itu dengan salah maka mereka mengganti dengan
"Adonai/Elohim" ketika membaca Alkitab orang Yahudi.
YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama.
Arti
teologis:
1)
Allah
itu ada #/TB Yer 2:11; Yes 46:1-9; 1Kor 8:4-6.
2)
Allah
itu untuk kita. #/TB Kel 3:12
3)
Allah
itu tidak berubah #/TB Yes 43:10-11; 48:12; Ibr 13:8
4)
Allah
itu kekal #/TB Yes 40:28
5)
Allah
itu akan ada selamanya #/TB Yes 46:13;
56:6-7; 60:3; 2:1-4; Wah 22:3-5; 22:20
Nama-nama
gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk
1)
YHWH
— Yireh (#/TB Kej 22:14) Arti: Tuhan menyediakan
2)
YHWH
— Nissi (#/TB Kel 17:15) Arti: Tuhan adalah panji-panjiku
3)
YHWH
— Shalom (Hak 6:24) Arti: Tuhan itu damai sejahtera
4)
YHWH
— Sabbaoth (#/TB 1Sa 1:3) Arti: Tuhan semesta alam
5)
YHWH
— Makkaadeshkem (#/TB Kel 31:13) Arti: Tuhan yang menguduskan
6)
YHWH
— Roi (#/TB Maz 23:1) Arti: Tuhan adalah gembalaku
7)
YHWH
— Tsidkenu (#/TB Yer 23:1) Arti: Tuhan Adalah keadilan kita
8)
YHWH
— Shammah (#/TB Yeh 48:35) Arti: Tuhan hadir disitu
9)
YHWH
— Elohim-Israel (#/TB Hak 5:3; Yes 17:6) Arti: Tuhan, Allah Israel.
b. Adonai
Adonai berarti "Tuan" dalam
bentuk tunggal; seperti yang pakai sebagai tuan yang berhak terhadap
budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini
menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/umat-Nya.
c. El,
Elohim, dan Elyon
Elohim adalah nama jenis dan berarti
Allah. #/TB Ula 6:4: "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim
(Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah"
artinya dilingkupi ketakutan. El dari kata "ul," artinya kuat dan
berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" juga, artinya ke atas atau
ditinggikan.
Nama Elohim kadang-kadang juga
dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (#/TB Kej 35:2,4; Kel
12:12; 18:11; 23:24). Elohim, sebuah bentuk jamak yang khas dalam Perjanjian
Lama dan tidak muncul dalam bahasa Semetik yang lain. Ada 3 pandangan mengenai
hal ini:
1) Arti
politeistik
Aslinya kata ini memiliki
pengertian dari Allah yang banyak (jamak). Tetapi kemudian berkembang menjadi
tunggal (monoteistik).
2) Arti
penuh keagungan, kebesaran
Karena kata jamak Elohim selalu
diikuti dengan kata kerja/sifat/ganti tunggal, maka Elohim memberikan
pengertian tunggal tetapi untuk menunjukkan keagungan-Nya, maka dipakai bentuk
jamak.
3) Arti
Trinitarian
Elohim menunjukkan arti jamak
dari Allah Tritunggal, bahwa Allah Israel lebih dari satu pribadi tetapi Esa
(satu). Pengertian ini harus diterangi dengan penafsiran Perjanjian Baru kepada
Perjanjian Lama (Progresive Revelation).
Nama-nama
gabungan
1)
El-Shadai
(#/TB Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2)
Arti: Allah yang maha kuasa yang sedang berdiri
seperti gunung — >
kuat, teguh, tidak goyah.
2)
El-Elyon
(#/TB Kej 14:19)
Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
3)
El-Olam
(#/TB Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17)
Arti: Allah yang kekal — Tidak berubah
4)
El-Roi
(#/TB Kej 16:13)
Arti: Allah yang melihat
3. Arti
nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru
a. Theos
Bentuk yang setara dengan Elohim
dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang kafir).
Dalam pemakaian Perjanjian Baru,
Theos memiliki arti:
1)
Ia
satu-satunya Allah yang benar dan Esa
#/TB Mat 23:9; Rom
3:30; 1Kor 8:4,6; Gal 3:20; 1Tim 2:5
2)
Ia
unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana
#/TB 1Tim 1:17; Yoh
17:3; Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24
3)
Ia
Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta
#/TB Kis 17:24; Ibr
3:4; Wah 10:6
4)
Ia
Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus.
#/TB 1Tim 1:1; 2:3;
4:10; Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16
b. Kurios/Kyrios
Nama eksplisit Allah, seperti
YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa & Omega";" Yang
dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan
Yang akhir" (#/TB Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini
menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa dan juga
Suami (#/TB 1Pe 3:6) atau berhala-berhala (#/TB 1Kor 8:5).
Berhubungan dengan Allah, maka
arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah, dalam alam semesta
dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau
Tuan (#/TB Mat 8:6) Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (#/TB Yoh
20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang
Kristen mula-mula.
c. Bapa/Pater
Allah juga disebut dengan nama
Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara
Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan penyataan bagaimana
Allah berdiri bagi Israel.
Dalam Perjanjian Baru terdapat
dalam #/TB 1Kor 8:6, Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18. Dalam pengertian
Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah Anak (Yesus) dan
Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian bahwa Allah berdiri bagi
orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.
E. F. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH
1. Istilah
"atribut" Artinya adalah "yang melekat" atau
"dimiliki."
2. Cara
menentukan atribut-atribut Allah
a.
Cara
causalitas (sebab-akibat) Mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini
b.
Cara
negasi (penyangkalan) Menyingkirkan segala ketidak sempurnaan yang ada pada
ciptaanNya.
c.
Cara
eminen (meninggikan) Memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
d.
Cara
penyataan (pewahyuan) Sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak
memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.
3. Pembagian
Atribut-atribut Allah
a.
Atribut/Sifat-sifat
unik (incommunicable)
Atribut
Allah yang tidak dimiliki oleh mahluk ciptaanNya.
1) Ketidaktergantungan
Allah
Allah tidak membutuhkan
ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian ciptaan-Nya dapat
mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah. (#/TB Kis 17:24-25;
Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia karena Ia
kesepian (band. #/TB Yoh 17:5, 24). Allah Tritunggal di dalam diri-Nya
mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak, baik dalam komunikasi, kasih atau
kebutuhan-kebutuhan lain.
Ketidaktergantungan Allah juga
menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya
keberadaan Allah (#/TB Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14).
Justru keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada
untuk selama-lamanya.
Kalau Tuhan tidak membutuhkan
manusia dan apapun juga, lalu apa gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak
harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan memilih untuk menciptakan manusia.
Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya untuk kemuliaanNya. Suatu yang
murni/tulus ditetapkan oleh Allah (#/TB Yes 62:3-5; Yes 43:7).
2) Ketidakberubahan
Allah
Allah tidak berubah dalam
hakekat/jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan janji-janji-Nya; namun
demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi, Ia bertindak dan merasakan
secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.
a) Allah
tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab.
#/TB Maz 102:25-27;
Mal 3:6; Yak 1:17
b) Apakah
Allah kadang-kadang berubah pikiran?
#/TB Kel 32:9-14; Yes
38:1-6; Yun 3:4, 10; Kej 6:6; 1Sa 15:10.
c) Proses
Theologi
Kalau Allah tidak berubah, maka
tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan. Oleh
karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/tindakan manusia berarti.
d) Pentingnya
doktrin Ketidakberubahan Allah.
Allah
tidak mungkin berubah untuk lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah
maka berarti janji-janji Allah juga tidak mungkin bisa dipercaya.
3) Kekekalan
Allah
Allah tidak mempunyai awal atau
akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya. dan Ia melihat semua waktu
secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa dalam
waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak
terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/oleh waktu. (#/TB Maz
90:2, 4; Ayu 36:26; Wah 1:8; 4:8; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa
masa lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi
Allah.
4) Kemahahadiran
Allah
Allah tidak mempunyai dimensi
bentuk atau tempat dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh
hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di tempat yang
berbeda. Allah hadir dimana- mana: #/TB Ula 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10
Allah ada dimana-mana #/TB 1Ra 8:27; Yes 66:1-2; Kis 7:48
5) Kesatuan
Allah
Allah tidak terbagi-bagi dalam
bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda
ditekankan pada saat-saat yang berbeda.
b. Atribut-atribut/Sifat-sifat
yang tidak unik (communicable)
Atribut/sifat-sifat Allah yang
juga dimiliki oleh mahluk ciptaanNya; dalam batas-batas tertentu.
1) Keberadaan
Allah-Spiritualitas Allah
#/TB Yoh 4:24: Allah adalah
"Roh" dan Allah juga tidak kelihatan (artinya: esensi total Allah;
dan semua hakekat spiritual Allah; tidak akan pernah dilihat oleh manusia;
namun demikian Allah masih memperlihatkan DiriNya kepada kita melalui hal-hal
yang kelihatan dan yang diciptakan.
2) Atribut-atribut
Mental/Intelektual
a) Kemahatahuan
Allah
Allah mengetahui segala sesuatu
tentang diriNya dan juga segala sesuatu apapun dalam tindakan kekekalan. Allah
mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu
lampau ataupun yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. #/TB 2Ta
16:9: mata Allah menjelajah seluruh bumi. #/TB Ibr 4:13: telanjang di muka
Allah Kalau Allah sudah tahu apa yang akan terjadi apakah manusia masih
mempunyai kemerdekaan/kebebasan?
b) Kebijaksanaan
Allah
Allah selalu memilih tujuan yang
terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu. #/TB Rom 16:27; 8:28;
Ayu 9:4; 12:13 #/TB Maz 104:24; 1Kor 1:18-30
c) Kebenaran
dan kesetiaan Allah
Allah adalah Yang Benar dan semua
pengetahuan kebenaranNya dan janji-janjiNya adalah benar dan menjadi standard
akhir dari kebenaran. #/TB Yer 10:10-11; Yoh 17:3 #/TB 1Yo 5:20; Ayu 37:16
3) Atribut-atribut
Moral
a) Kebaikan
Allah
Allah adalah standard akhir/utama
dari kebaikan, bahwa semua hal tentang Dia dan perbuatannya adalah baik. #/TB
Maz 100:5; 106:1-dst; #/TB Maz 107:1-dst. #/TB Maz 34:8
b) Kasih
Allah Allah
dalam kekekalanNya memberikan DiriNya kepada orang lain. #/TB 1Yo 4:8; 4:11;
Rom 5:8 #/TB Yoh 3:16; 14:31; 17:24
c)
Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah Kebaikan Allah terhadap
orang-orang yang menanggung derita, yang terhukum tetapi Allah sabar dengan
menahan penghukuman yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu yang ditentukanNya.
#/TB Kel 34:6; Maz 103:8 #/TB 2Kor 1:3; Ibr 4:16; 2:17 #/TB Mat 5:7; 1Pe 5:10
#/TB Rom 2:4; 11:6
d)
Kesucian Allah Allah terpisah dari dosa dan hanya Dia yang patut untuk
disembah. #/TB Maz 24:3; Kel 20:11 #/TB Ibr 12:10-14; Zak 14:20-21
e)
Kedamaian Allah Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya Allah sangat
tertib, teratur dan terkontrol. #/TB 1Kor 14:33; Rom 8:6; 14:17; Yoh 14:27
f)
Keadilan,
Kebenaran Allah Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan Ia
sendiri menjadi standard kebenaran itu. #/TB Ula 32:4; Ayu 40:2, 8; Rom 9:20-21
g)
Kecemburuan Allah Allah senantiasa melindungi kemuliaanNya. #/TB 2Kor 11:2;
1Kor 4:7 #/TB Yes 48:11; Wah 4:11
h) Kemurkaan Allah Allah membenci
dosa. #/TB Kel 32:9-10; Rom 1:18; 2; 5; 9 #/TB Efe 2:3; 1Te 1:10
4) Atribut-atribut
Tujuan
a)
Kebebasan
Allah Allah bertindak sesuai dengan kehendakNya yang bebas. #/TB Maz 115:3; Ams
21:1; Dan 4:35
b)
Kemahakuasaan
Allah Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya yang suci.
#/TB Maz 24:8; Yer 32:27; 2Kor 6:18; Wah 1:8
5) Atribut-atribut
lain
a)
Kesempurnaan Allah Allah secara mutlak mempunyai
semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kekurangan dalam semua aspek
kualitas yang baik. #/TB Mat 5:48; Maz 18:30; Ula 32:4
b)
Kemuliaan Allah Semua refleksi penyataan Allah
tentang DiriNya yang dipancarkan oleh semua mahluk ciptaanNya. #/TB Maz 24:10;
Yes 43:7; Yoh 17:5; Ibr 1:3; Wah 21:23
F. G. TRITUNGGAL
1. Pengertian/definisi
Salah
satu doktrin yang paling penting dalam iman Kristen kita.
Definisi:
Allah yang esa, yang ada secara kekal sebagai 3 Pribadi yaitu Allah Bapa dan
Putra dan Roh Kudus, yang masing-masing pribadi itu penuh sempurna ke
Allahannya.
2. Bukti-bukti Alkitab
Memang
istilah Tritunggal tidak muncul dalam Alkitab, namun demikian, ide dan
prinsipnya ada di banyak tempat di Alkitab.
a.
Perjanjian
Lama memberikan penyataan yang tidak lengkap.
#/TB Kej 1:26; 3:22; 11:7
#/TB Maz 45:6-7; 110:1
#/TB Yes 63:10; 48:16; 6:8
#/TB Mal 3:1-2
#/TB Hab 1:7
b. Perjanjian
Baru memberikan konsep yang lengkap tentang Tritunggal.
#/TB Mat 3:16-17; 28:19
#/TB 1Kor 12:4-6
#/TB 2Kor 13:14
#/TB 1Pe 1:2
#/TB Yud 20:21
3. Doktrin
Tritunggal Dalam Sejarah
a.
Sejak
jaman Perjanjian Lama bangsa Yahudi selalu menekankan tentang Ke Esa-an Allah
dan konsep ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi.
b.
Pada
abad 2, Tertulianus memformulasikan doktrin ini; tapi masih banyak
kekurangannya. (belum sempurna).
Tertulianus (165M-220M) adalah
orang pertama yang menemukan istilah "Trinity"( Tritunggal).
Tertulianus berusaha untuk
memberikan penjelasan yang alkitabiah tentang ajaran Tritunggal, karena pada
saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran Monarkianisme. Ajaran sesat
Monarkianisme digolongkan menjadi 2:
1) Monarkianisme
Dinamis (adoptionisme)
Ajarannya: Yesus adalah manusia
biasa yang diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus pada saat Ia
dibaptis.
2) Monarkianisme
Modalistis
Ajarannya: Allah adalah satu,
tetapi muncul (tampil) kepada manusia dalam 3 mode (bentuk), yaitu Allah Bapa,
Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
c.
Arius
(250M-336M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Ia tidak setuju akan
keAllahan Anak dan Roh Kudus, berdasarkan #/TB Kol 1:15; Yoh 1:14; Yoh 3:16. Di
Konsili Nicea (325M) ajaran Arian ini ditentang habis-habisan oleh Athanasius,
demikian juga di Konsili Konstantinopel (381M). Perdebatan yang paling utama
adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang keAllahan
Yesus dan Roh Kudus.
Pendapat
Athanasius:__________________________ Pendapat Arius:
homoousios
vs homoiousios
(sifat yang
sama)
(sifat yang mirip)
d.
Subordinationisme
adalah ajaran yang juga menyimpang dari Alkitab. Mereka mengakui keAllahan Anak
dan Roh Kudus, tetapi tetap lebih rendah keAllahan Bapa.
Athanasius berjuang hampir 17
tahun untuk mengembalikan doktrin ini kepada kebenaran Alkitab. Akhirnya dalam
Konsili Konstantinopel (381M) Kaisar Konstantin memihak kepada Athanasius.
Athanasius memberikan pandangan yang sehat. Kristus dilahirkan dari Bapa dan
mempunyai kesetaraan dengan Bapa, tidak bersubordinasi. Namun demikian,
Athanasius belum cukup puas karena kemenangannya hanyalah karena kekuatan
kekuasaan Konstantin.
Setelah kaisar Konstantin
digantikan oleh penggantinya, ternyata penggantinya lebih memihak kepada kaum
Arian.
e.
Pada
pertengahan abad 4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur) memberikan
doktrin Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran aliran Arianisme dan
mempertahankan istilah homoousios.
f.
Doktrin
Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada masa Agustinus (354M-430M).
Ia menulis dalam bukunya "De Trinitate". Allah Bapa, Allah Anak dan
Allah Roh Kudus tidak memiliki subordinasi, tetapi kesetaraan. Satu esensi
Allah dengan 3 pribadi seperti apa yang diajarkan dalam Akitab.
g.
Konsili
Toledo (589M) menyelesaikan perdebatan tentang "filioque" (Latin),
yang artinya "dan Anak" berdasarkan #/TB Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh
15:26. Istilah "filioque" ini tidak dicantumkan baik dalam Konsili
325M ataupun Konsili 381M. Baru ditambahkan dalam Sinode Toledo (589M).
h.
Sesudah
masa Reformasi, Tokoh-tokoh Reformator, seperti Martin Luther dan John Calvin
tidak menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius. Martin Luther berkata bahwa
doktrin Tritunggal harus diterima dengan iman, walaupun tidak bisa dijelaskan
dengan tuntas, karena ada dalam Alkitab. Sedangkan Calvin menulis penjelasan
tentang Tritunggal dalam bukunya Institutio.
i. Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang baru lagi. Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi sebelumnya.
4. Isi
doktrin Tritunggal
Memang untuk mengerti secara
penuh doktrin ini adalah tidak mungkin. Namun demikian, semua fakta-fakta dalam
Alkitab dan kita dapat menyimpulkan (mengerti kebenarannya) Pengajaran ini.
Ada
3 pernyataan penting dalam definisi Allah Tritunggal:
a.
Allah
adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus).
b.
Masing-masing
Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
c.
Mereka
3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi
Penjelasan:
a.
Allah adalah 3 Pribadi (Bapa,
Anak dan Roh Kudus).
Menyatakan bahwa Allah Bapa bukan Allah Anak Allah Anak bukan Allah Roh Kudus,
dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Hal ini dinyatakan jelas dalam Alkitab
(#/TB Yoh 1:1-2; 1Yo 2:1; Ibr 7:25; Rom 8:27; Mat 28:19; #/TB Yoh 16:7).
Masing-masing pribadi Allah ini mempunyai kepribadian, kehendak, perasaan,
termasuk juga Roh Kudus.
Secara jelas dikatakan Roh Kudus
bukan hanya kuasa dan kekuatan tetapi juga seorang Pribadi. Jelas kelihatan
dalam bahasa Yunani, kata ganti orang Roh Kudus tidak diberikan gender netral,
kata ganti orang. Demikian juga kata "Para kletos" hanya dipakai
untuk pribadiiorang (Yoh 14:26; 15:26).
b. Masing-masing
Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
1)
Ke
Allahan Bapa tidak terlalu sulit untuk diterima karena Alkitab jelas sekali
menyebutnya.
2) Ke
Allahan Anak kadang diragukan, tapi bukti-bukti Alkitab jelas menyebutnya. (#/TB Yoh 1:1, 6, 13, 18; Yoh 20:28; Ibr 1, 8; Kol 2:9;
Yes 40:3).
Ada atribut-atribut personal
tertentu yang dengannya 3 pribadi itu dibedakan:
Bapa -
Pencipta
Anak -
Penebus
Roh
Kudus -
Yang memberi kelahiran baru
3) Ke
Allahan Roh Kudus juga disebutkan jelas dalam Alkitab (#/TB Mat 28:19; Kis
5:3-4; 1Kor 3:6; Maz 139:7-8; 1Kor 2:10-11; Yoh 3:5-7).
c. Mereka
3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi
Allah adalah Allah yang Esa
(satu); ketiga Pribadi Allah ini tidak hanya satu dalam tujuan, tapi Mereka
juga adalah satu esensi dan satu hakekat. (#/TB Kel 6:4-5; 1Ra 8:60; Yes
45:4-6; 1Tim 2:5; Rom 3:30; Zak 2:9).
Kesimpulan: Seluruh esensi yang
tidak terbagi dari Allah, secara setara dan penuh dimiliki oleh ketiga Pribadi,
tetapi Ketiganya mempunyai kesatuan mereka dalam satu esensi.
Subsistensi dan tindakan dari ke
3 Pribadi ditandai oleh satu tingkatan yang jelas dan tertentu dan tidak saling
mendahului. Allah Putra secara kekal diperanakkan oleh Bapa, Allah Roh Kudus
keluar dari Allah Bapa dan Anak dari kekekalan.
5. Analogi
Tritunggal
a. Matematik
1+1+1 = 3
1x1x1 = 1
~x~x~ = ~
b.
alam
air-es-uap
matahari — sinar m __ energi m __
akar-ranting-banting
awan hujan salju/es
bunga-bau warna
c.
Psikologis
Intelektual-perasaan-kehendak
d. Jabatan
Bapa-sopir-anak
e. Jiwa-badan-roh.
6. Hubungan
antara ketiga Pribadi Tritunggal
a.
Ketiga
Pribadi Allah Tritunggal mempunyai perbedaan dalam fungsi utamanya. Allah Bapa,
Anak dan Roh Kudus mempunyai kesetaraan di dalam keAllahannya tetapi tidak
didalam menjalankan fungsinya, karena Allah Bapa memegang pimpinan tertinggi
(sesuai dengan nama yang diberikan "Bapa").
Allah Bapa memberikan ketetapan Allah
Allah
Anak menjalankan ketetapan Allah
Allah Roh Kudus menjaga dan memelihara akan
pelaksanaan ketetapan Allah
b. Dalam
hal keselamatan
1)
Allah
Bapa merencanakan dan mengirim Allah Anak ke dunia.
#/TB Yoh 3:16; Gal 4:4; Efe 1:9-10
2)
Allah
Anak taat kepada Bapa dan melaksanakan penebusan.
#/TB Yoh 6:38; Ibr 10:5-7
3)
Allah
Roh Kudus dikirim oleh Allah Bapa dan Anak untuk mengefektifkan penebusan.
#/TB Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26
Ilustrasi hubungan antara ke tiga Allah Tritunggal:
Gambar:
7. Pentingnya
doktrin Tritunggal dalam iman Kristen
a.
Doktrin
Keselamatan akan mengalami kesulitan besar, kalau kita menolak ke Allahan Anak
dan Roh Kudus
b.
Doktrin
pembenaran hanya melalui iman akan sulit diterima, kalau kita menolak keAllahan
Yesus dan Roh Kudus.
c.
Kalau
Yesus bukan Allah yang sejati, maka kita tidak bisa lagi menyembah Dia seperti
apa yang diperintahkan Alkitab.
d.
Ketidaktergantungan
Allah sulit dipercaya kalau ke tiga Pribadi Tritunggal bukan Allah yang setara.
Allah yang berpribadi membutuhkan pihak yang lain untuk berhubungan.
G. H. KETETAPAN ALLAH
1. Pengertian/Definisi
Rencana kekal Allah bahwa dari
sebelum dunia dijadikan Ia telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi.
2.
Sifat
Ketetapan Allah
a.
Ketetapan
Allah itu kekal sifatnya, mencakup masa lampau dan yang akan datang. #/TB Kol
1:5, 18; Efe 1:4; 2Tim 1:9; Efe 3:11; 1Pe 1:20; Tit 1:2
b.
Ketetapan
Allah itu tunggal #/TB Efe 1:11; Rom 8:28
c.
Ketetapan
itu berdasarkan akan Hikmat Allah dan Pengetahuan Allah #/TB Efe 3:10-11; Maz
104:24; Ams 3:19; Yer 10:12; Yer 51:15
d.
Ketetapan
Allah itu pasti akan terjadi/terpenuhi #/TB Yes 46:10
e.
Ketetapan
Allah itu tidak berubah #/TB Ayu 23:13-14; Maz 33:11; Yes 46:10; Yak 1:17; Luk
22:22; Kis 2:23
f.
Ketetapan
itu tanpa syarat/mutlak #/TB Kis 2:23; Efe 2:8; 1Pe 1:2
g.
Ketetapan
Allah itu bersifat universal untuk semua mahluk #/TB Efe 2:10; Kis 2:23; Kej
50:20, Ayu 14:5; Maz 39:4
h.
Ketetapan
Allah itu kudus #/TB Yes 48:11
i.
Ketetapan
Allah itu bebas #/TB Maz 135:6; Efe 1:11; Dan 4:35
j.
Ketetapan
Allah itu mempunyai tujuan akhir untuk kemuliaan Allah. #/TB Bil 14:21; Yes
6:3; Mat 18:7; Kis 2:23
k.
Semua
ketetapan Allah yang sehubungan dengan dosa adalah bersifat diijinkan
(permisif). #/TB Rom 8:28
3. Hubungan
ketetapan dan kehendak Allah
Allah menetapkan segala sesuatu
sesuai dengan kehendak kedaulatanNya. Kehendak Allah sering dibagi dalam dua
kategori:
a.
Kehendak
yang dinyatakan (yang tidak tersembunyi)
Semua
perintah-perintah Allah yang ada dan diberikan Allah dalam Alkitab.
b.
Kehendak
Allah yang tidak dinyatakan (tersembunyi)
Semua kejadian-kejadian detail
yang akan terjadi dan hal-hal lain yang tidak Tuhan nyatakan kepada manusia.
#/TB Ula 29:29
4. Kesulitan-kesulitan
menerima Doktrin Ketetapan Allah
a.
Bagaimana
dengan kehendak bebas manusia? Apa arti kata "bebas"? Allah tidak
pernah membicarakan tentang kebebasan manusia dalam arti di luar Allah. Tetapi
manusia mempunyai kebebasan dalam memutuskan akan pilihan dan pilihan itu
memberikan konsekuensi tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. #/TB Kej
50:19, 20; Kis 2:23; 4:27-29.
b.
Apakah
usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak diperhitungkan? Tuhan bekerja
melalui tindakan manusia, jadi bagaimanapun juga manusia harus bertindak, dan
tindakan manusia itu adalah tindakan yang berasal dari kehendak manusia
sendiri. Dalam hal keselamatan, manusia tidak tahu akan keputusan keselamatan
bagi dirinya. #/TB Fil 2:13; Efe 2:10.
c.
Apakah
Allah yang menciptakan dosa? Allah mengijinkan dosa terjadi, tetapi Allah tidak
melakukan dosa. Namun demikian keberadaan dosa itupun ada dibawah kuasa
kedaulatan Allah. #/TB Maz 92:15; Pengk 7:29; Yak 1:13; 1Yo 1:10.
H. I. PREDESTINASI (Doktrin Pilihan)
1.
Pengertian/Definisi
Ketetapan Allah sebelum dunia diciptakan yang mana Ia memilih beberapa orang untuk
diselamatkan dan yang lain dibiarkan untuk binasa.
2.
Bukti
Alkitab Alkitab membahas 3 macam "pemilihan":
a.
Pemilihan
terhadap Israel dalam Perjanjian Lama
b.
Pemilihan
terhadap orang-orang yang melayani dalam PL
c.
Pemilihan
terhadap orang-orang secara pribadi untuk diselamatkan.
Pemilihan yang akan dibicarakan
dalam predestinasi adalah no. c Ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang
"pilihan"
#/TB Kis 13:48
#/TB Rom 8:28-30
#/TB Rom 9:11-13
#/TB Rom 11:7
#/TB Efe 1:12
#/TB 1Te 1:4-5
#/TB 2Te 2:13
#/TB 2Tim 1:9
#/TB 1Pe 2:9
3. Kesalah
pengertian yang sering terjadi
a.
Pilihan
bukan nasib.
b.
Pilihan
bukan karena perbuatan baik manusia (berkondisi).
c.
Pilihan
tidak berdasarkan akan pengetahuan Allah akan iman kita yang akan datang.
4. Bagaimana
Alkitab menerima doktrin Predistinasi
a.
Sebagai
penghiburan untuk orang percaya. #/TB Rom 8:28
b.
Sebagai
alasan untuk memuji Tuhan. #/TB Efe 1:5-6; 1Te 1:2,4; 2Te 2:13
c.
Sebagai
alasan untuk menginjili. #/TB 2Tim 2:10; Kis 18:9-10
5. Kesalah
pengertian dari Doktrin Predestinasi (Pilihan)
a.
Doktrin
Pilihan tidak memberikan kesempatan manusia untuk menerima atau menolak
Kristus. Doktrin pilihan menjamin bahwa manusia dengan kehendak bebasnya dapat
memilih, tetapi bukan berarti bahwa pilihan itu betul- betul bebas, karena
manusia tidak mungkin bebas di luar Allah.
b.
Doktrin
Pilihan itu bukan betul-betul pilihan. Untuk pilihan itu betul- betul bebas
dari Allah maka tidak mungkin karena untuk hidup saja manusia harus tergantung
pada Tuhan.
c.
Doktrin
pilihan itu membuat manusia seperti robot. Tuhan yang mencipta manusia dan
menentukan apakah manusia dan kemampuannya. — > tanyakan kepada
orang atheis. #/TB Mat 23:37; Yoh 8:43-44; Yoh 5:40; Rom 9:20-24.
d.
Doktrin
pilihan itu tidak adil. #/TB 2Pet 2:4
e.
Bagaimana
dengan Ayat Alkitab yang mengatakan bahwa Allah ingin menyelamatkan semua
orang. #/TB 1Tim 2:4, 2Pet 3:9.
6. Doktrin
Reprobasi
Definisi: Ketetapan kedaulatan
Allah sejak sebelum dunia dijadikan untuk membiarkan beberapa orang, tidak
diselamatkan dan menghakimi dosa-dosa yang dilakukannya sebagai konsekuensi
keadilan Allah.
#/TB Yudas 4
#/TB Rom 9:17-22
#/TB 1Pe 2:8
#/TB Mat 11:25, 26
#/TB Yeh 33:25,26;
Yeh 33:11
#/TB Rom 9:1-4
Pilihan Reprobasi
Allah aktif Manusia aktif
Sukacita
Allah Kesedihan Allah
Anugerah
Allah Keadilan Allah
7. Infra
dan Supra-lapsarian Urutan kronologi, apakah pilihan diberikan sesudah atau
sebelum kejatuhan.
I. J. PENCIPTAAN
1. Pengertian/Definisi
Orang Kristen percaya akan
Doktrin Penciptaan (Teori Kreasi) berdasarkan pada kesaksian Alkitab (#/TB Kej
1). Pengetahuan tentang penciptaan tidak mungkin diperoleh dari pemikiran
manusia, karena manusia sendiri adalah hasil ciptaan itu. Oleh karena itu kalau
bukan Allah sendiri yang menyatakannya (sebagai Pencipta) maka tidak mungkin
manusia dapat mengetahuinya.
Definisi: Tindakan bebas Allah
dimana Allah menghasilkan dunia dan semua yang ada di dalamnya (baik materi
maupun spiritual), sebagian tanpa bahan dan sebagian dengan bahan yang natur
dasarnya tidak cocok dengan hasil ciptaan. Ia menciptakan untuk tujuan yang
baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan, kekuasaan, kebijaksanaan dan
kebaikanNya.
2. Doktrin
Penciptaan dalam Sejarah
a.
Gereja Mula-mula percaya akan
penciptaan sebagai tindakan bebas Allah dan juga ex-nihilo( diciptakan tanpa
bahan). Ajaran ini sangat penting pada masa itu, karena untuk melawan ajaran
Gnostik yang percaya bahwa materi adalah sesuatu yang jahat. Namun demikian ada
perbedaan pendapat tentang sekitar istilah ‘hari’; apakah sebagai arti literal
atau suatu periode tertentu atau satu waktu tunggal yang tidak terbagi.
b.
Augustinus: Dari kekekalan penciptaan ada
dalam kehendak Allah. tidak ada waktu sebelum penciptaan, karena dunia
dijadikan dengan waktu (bukan dalam waktu). Penciptaan adalah tanpa bahan
(ex-nihilo). Hari- hari dalam penciptaan adalah sebuah momen waktu untuk
memberikan kelengkapan pada keterbatasan intelegensi manusia.
c. Pada
masa Reformasi
Konsep ex-nihilo dipertahankan
dengan kuat, karena
·
suatu
tindakan bebas Allah
·
diciptakan
dalam waktu 6 hari dalam arti harafiah
d. Sesudah Reformasi Pengaruh ilmu pengetahuan dan konsep modern melahirkan kompromi teologi dengan menganggap bahwa cerita #/TB Kej 1 hanyalah cerita mitos/alegoris. Ada jangka waktu putus sesudah #/TB Kej 1:1-2 dengan ayat- ayat selanjutnya. Dan satu hari adalah waktu yang lama sekali yaitu jutaan tahun.
3. Bukti
Alkitab dan Dasar Teologis Penciptaan
a. Tindakan
Allah Tritunggal
Keluar dari Bapa, melalui Putra, di dalam Roh Kudus
keberadaan pemikiran hidup
#/TB 1Kor 8:6 #/TB Yoh 1:30 #/TB Kej 1:2; Yes 40:12-13
b. Tindakan
bebas Allah yang menunjukkan akan kedaulatanNya.
Bukan merupakan suatu kebutuhan,
karena Allah sempurna adanya dan tidak tergantung pada apapun. Dan juga Allah
tidak menciptakan alam semesta dari diriNya sendiri. Keberadaan alam semesta
bukanlah perluasan dari keberadaan Allah, karena alam semesta adalah bebas, di
luar Allah. #/TB Efe 1:11; Wah 4:11; Ayu 22:2-3; Kis 17:25
c. Tindakan
temporal Allah
#/TB Kej 1:1 "Pada
mulanya … ." Waktu diciptakan, sebelum itu tidak ada waktu.
Dunia diciptakan dengan waktu, dan memang mempunyai permulaan. #/TB Maz 90:2;
102:26
Ada beberapa penafsiran yang
berbeda sehubungan dengan arti hari dalam penciptaan:
1)
1
hari sama dengan waktu 24 jam #/TB Kel 20:11
2)
Periode
waktu tertentu (waktu geologis yang sangat panjang) Istilah lain yang dipakai:
·
Hari jaman oleh evolusi theistik
Allah
menciptakan alam fisik dan kehidupan di atasnya lalu menuntun proses evolusi
yang panjang.
·
Evolusi Ambang
Allah memasuki proses evolusi
pada saat-saat penting tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru-bertahap.
3)
Allah
menyatakan tentang penciptaan kepada Musa dalam waktu 6 hari.
4)
Allah
telah menjadikan Adam dewasa pada waktu diciptakan, jadi mungkin bumi juga
sudah berumur pada waktu diciptakan.
d. Tindakan
Penciptaan yang dijadikan tanpa bahan
Istilah yang dipakai ex-nihilo (Latin), artinya "dari yang tidak ada," memang tidak ada dalam Alkitab, tetapi prinsip dan gagasannya jelas diajarkan oleh Alkitab. #/TB Kej 1:1; Maz 33:6, 9; Yoh 1:3; Ibr 11:3; Kis 17:24, 25; Kol 1:16 #/TB Wah 4:11; Kis 4:24; 14:15; Rom 4:17; Wah 10:6
Ada 3 perbedaan arti kata kerja
"mencipta" dalam bahasa Ibrani
"bara" mencipta, dipakai hanya oleh
Allah
"asah" membuat
"yatsar" membentuk
e.
Tindakan
yang membuat ciptaan dan Allah (Pencipta) mempunyai hubungan yang istimewa.
#/TB Efe 4:6; Ibr 11:3 Gambar:
f.
Tujuan
akhir penciptaan adalah untuk menyaksikan kebesaran dan kemuliaan Allah.
Tercakup di dalamnya adalah kebahagiaan manusia. #/TB Yes 43:7; Wah 4:11; Yer
10:12; Maz 19:1-2
J. K. PEMELIHARAAN ALLAH (PROVIDENSI
ALLAH)
1. Arti
Etimologi (asal kata)
a.
"Pronoia" (Yun), artinya
pengetahuan awal.
b.
"Providentia" (Latin), artinya
tindakan kemurahan Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan ciptaanNya.
2. Sejarah
Doktrin Providensia Allah
a. Bapak-bapak
Gereja
Mereka
melawan ajaran-ajaran Stoa dan Epikuros dengan menegakkan pengertian akan
kedaulatan Allah dan kasih Allah
b. Bapak
Gereja Agustinus:
1)
Menekankan
pengajaran bahwa Allah memelihara dan memerintahkan segala sesuatu dalam alam
semesta berdasarkan kehendakNya yang berdaulat, bijaksana dan maksud baik.
2)
Mempertahankan
kenyataan akan kausa kedua (causa secunda) dan Allah adalah kausa pertama
(causa prima).
c. Thomas
Aquinas: mengikuti tradisi Augustinus.
d. Para
Reformator:
1)
Martin
Luther percaya akan aspek umum providensia tapi membatasi hanya pada hal
keselamatan saja.
2)
Yohanes
Calvin: mengikuti Agustinus.
3. Pengertian/Definisi
a.
Aktivitas
Allah (Pencipta) yang terus menerus oleh rahmatNya dan kebaikanNya yang
melimpah menegakkan ciptaanNya dalam keadaan teratur, memimpin dan
memerintahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditetapkan demi
kemuliaanNya.
b. Keterlibatan Allah secara terus menerus dengan semua ciptaanNya sedemikian rupa sehingga Allah selalu menjaga keberadaan ciptaan dan memelihara semua sifat-sifat yang dimiliki mereka sebagaimana Allah menciptakan mereka dan juga bekerja sama dengan semua ciptaanNya dalam setiap tindakkan dan menuntun serta mengarahkan semua sifat-sifat yang dimiliki mereka itu sebagaimana seharusnya, dan mengarahkan mereka untuk memenuhi semua kehendakNya.
4. Unsur-unsur
Providensia Allah
a. Preservasi
Allah
Allah terus menerus memelihara
dan menopang keberadaan dan kelanjutan semua sifat-sifat yang dimiliki
ciptaanNya sebagaimana mereka diciptakan #/TB Ibr 1:3; Kol 1:17; Kis 17:28; Neh
9:6; Maz 104:29
b. Konkurensi
Allah bekerjasama dengan semua
ciptaanNya dalam setiap tindakkannya dan mengarahkan semua sifat-sifat yang
dimiliki mereka sehingga mereka bertindak sebagaimana seharusnya
Sebagai causa secunda- kekuatan
alam dan kebebasan manusia Sebagai causa prima- Allah sebagai penyebab segala
sesuatu untuk hidup, bergerak dan memiliki hakekat Kedua kausa ini tidak setara,
tapi bekerja bersama-sama.
Contoh: Kejadian dalam alam,
dalam sejarah, peristiwa kehidupan, dan hidup manusia
c. Pemerintahan
Allah memerintah atas segala
sesuatu yang terjadi di dunia supaya segala sesuatu yang terjadi itu sesuai
dengan maksud dan tujuan kehendak Allah. #/TB Maz 103:19; Dan 4:34, 35; Ams
16:33
5. Kesalahan
konsep tentang providensia Allah
a.
Providensia
Allah terbatas hanya pada pengetahuan awal.
b.
Konsep
deistik.
c.
Konsep
panteistik.
d.
Konsep
kerjasama antara Allah dan manusia.